Sabtu, 12 Februari 2011

CURATIVE LESS, DO PREVENTIVE AND PROMOTIVE MORE


Seorang pria muda yang sangat beruntung dengan karier yang sangat cemerlang dan memiliki kehidupan keluarga yang sangat bahagia. Baru saja anak lelaki yang sepuluh tahun dinanti kehadirannya bisa memanggilnya “Bapak!” dan berjalan tertawa ceria berlarian menghampirinya, namun apa daya tiba-tiba jantungnya berhenti begitu mendadak.
Sebenarnya tanda itu telah begitu jelas dimata seorang Dokter yang baik, suatu “perasaan tidak nyaman” di dada dan ulu hati, membuat bernapas terasa tidak nyaman, terasa sesak, perut terasa tidak nyaman. Semua tanda dan gejala yang oleh masyarakat disebut dengan masuk angin kasep, masuk angin duduk, yang bertambah parah dengan bekerja dan hilang dengan istirahat. Oleh karena itu banyak orang, termasuk pria muda ini, memilih untuk kerikan dan istirahat tidur di rumah hingga kemudian tidak pernah bangun lagi untuk selamanya di esok harinya.
Penyakit jantung koroner. Mungkin terdengar begitu eksklusif di telinga awam kita, namun sebenarnya penyakit ini begitu menjamur di masyarakat dan seringkali terlambat untuk ditangani sehingga menyebabkan kematian tertinggi hingga detik ini. Nyeri dada akibat penyakit ini sering dirasakan oleh pasien sebagai bukan sebagai rasa sakit, namun sebagai perasaan seperti rasa sesak, ditekan benda berat, diperas, panas, ditusuk benda tajam “cekit-cekit”, rasa tidak enak saat menelan, atau hanya sebagai rasa sakit akibat ketidaknyamanan. Rasa ini dirasakan tidak bisa ditunjukkan dengan tepat tempatnya, hanya di balik tulang dada yang terkadang menjalar ke leher, dagu, bahu atau lengan yang biasanya sebelah kiri. Lamanya rasa ini bisa dalam hitungan menit, 10 menit, 20 menit, dan yang sangat mematikan adalah jika dirasakan begitu sakit selama 30 menit atau lebih. Terkadang rasa ini hilang saat beristirahat, namun memberat saat beraktivitas, dan bisa juga tetap menetap. Gejala yang menyertai bisa berupa berkeringat, mual atau rasa tidak nyaman di perut, kepala melayang. Gejala yang terkesan biasa inilah yang akan disepelekan lalu menjadi jalan kepergian orang terkasih untuk selama-lamanya yang hanya menyisakan hujan air mata dan rasa kehilangan yang begitu pedih menyakitkan....
Menurut penelitian tentang penyakit ini selama puluhan tahun dan di berbagai tempat di dunia, diperoleh data bahwa penyebab utamanya adalah gangguan penyempitan pembuluh darah koroner yang memberi makan si jantung. Gangguan ini bisa disebabkan karena genetik seperti adanya riwayat mati mendadak (sakit jantung) di keluarga, kadar lemak jahat yang tinggi dan lemak baik yang rendah dalam darahnya, penyakit gula, hipertensi, aktivitas fisik yang kurang, obesitas terutama dengan lemak perut yang sangat menumpuk, konsumsi sayur dan buah yang terlalu sedikit, konsumsi alkohol berlebihan dan MEROKOK. Inilah beberapa alarm yang harus membuat kita semua berhati-hati atau jantung kita akan berhenti mendadak. Berhenti merokok adalah satu-satunya faktor penyebab jantung koroner yang bisa dicegah.
Banyak orang yang mengidap sakit jantung ini merasa “normal”, hingga dia tidak pernah merasa perlu memeriksakan tubuhnya. Jika kita melakukan medical check up, mungkin kita akan membuang beberapa puluh ribu dari rupiah milik kita untuk Rumah Sakit. Namun, beberapa puluh ribu ini tidaklah ada artinya dibandingkan duka akibat rasa kehilangan yang begitu sakit tak terperi pada orang-orang yang menyayangi kita dan kita tinggalkan hidup sendiri di dunia ini.
Tubuh manusia yang begitu sempurna ini punya dua mata untuk melihat, dua hati untuk menetralkan racun, dua ginjal untuk membersihkan sampah, namun hanya punya satu jantung yang memompa darah yang menghidupi sekujur tubuh. Jantung yang hanya satu ini sudah selayaknya untuk kita jaga dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar