Latar Belakang
• Sejak pelaksanaan desentralisasi sektor kesehatan tahun 2001, SIK di berbagai tingkat pemerintahan kurang berjalan lancar
• Arus informasi dari Puskesmas (SP2TP) & RS (SP2RS) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan ke Dinas Kesehatan Provinsi, serta dari propinsi ke pusat kurang lancar
• Data dan Informasi diperlukan untuk masukan dalam proses pengambilan keputusan, serta meningkatkan manajemen program kesehatan
• Desentralisasi sektor kesehatan sesuai UU No. 22/1999 yang diperbaharui dengan UU No. 32/2004 menuntut pembaharuan sistim informasi kesehatan kabupaten & propinsi
• Pembaharuan SIK kab/kota harus mencakup informasi rutin dari Puskesmas dan rumah sakit, unit pelayanan kesehatan swasta,dan UPT Dinas Kesehatan Propinsi
Analisis Situasi
KEKUATAN
• SIK Nas dikembangkan dengan memadukan SIK daerah dan Sistem Informasi lain yang terkait, seperti:
– Data fasilitas kesehatan
– Data berdasarkan masyarakat
– Data upaya kesehatan
– Data pembiayaan kesehatan
– Data SDM kesehatan
– Data obat dan perbekalan kesehatan
– Data pemberdayaan masyarakat di bidang kes
– Data manajemen kesehatan
KELEMAHAN
• Data kurang akurat
• Pengiriman dari puskesmas/RS tidak tepat waktu
• Data yang dikumpulkan terlalu banyak
• Memberi beban kepada petugas
• Kuantitas dan kualitas tenaga pelaksana SIK kurang
• Pengolahan dan pemanfaatan data di berbagai tingkat administrasi masih belum optimal
• Umpan balik jarang dilakukan
• Perlengkapan komputer kurang memadai
• Dana terbatas
• Belum mengakomodasi data dari sektor lain
PELUANG
• Pemerintah daerah mempunyai peluang untuk mengembangkan SIK DA, sesuai dengan kebutuhan terutama dalam kaitan penyelenggaraan UW – SPM
Tantangan SIK
• Kebutuhan informasi untuk manajemen otonomi sektor kesehatan
• Penyederhanaan dan integrasi pencatatan & pelaporan data
• Perngembangan sumber daya manajemen SIK
• Optimalisasi penggunaan data untuk advokasi, perencanaan & pengelolaan program
• Pengembangan jaringan SIK, termasuk sektor lain dan upaya swasta
• Penggunaan sumber data lain yang tersedia: survei, data sektor lain
Tujuan
Menyempurnakan SIK Kab/Kota dan mendaya-gunakan informasi yang tersedia sebagai masukan dalam manajemen kesehatan dan dalam proses pengambilan keputusan.
Manfaat
• Menghasilkan SIK Kab/Kota yang sesuai dengan kebutuhan manajemen desentralisasi sektor kesehatan, termasuk UW-SPM
• Mengoptimalkan penggunaan data untuk advokasi dan pengelolaan program kesehatan
• Dapat memberikan gambaran kinerja sektor kesehatan kab/kota
Prinsip Umum dalam Penyelenggaraan SIK
• SIK bagian integral dari Sistem Kesehatan
• Setiap data/informasi yang dikumpulkan harus jelas kegunaannya
• Setiap perubahan dalam pencatatan dan pelaporan harus dikaitkan dengan peningkatan upaya pelayanan kesehatan dan tidak menghilangkan infomasi yang penting
• Desain SIK harus disesuaikan dengan kemampuan menajerial unit pelaksana
• Tidak terjadi duplikasi data
• Kemampuan menggunakan alternatif sumber data lain, misalnya hasil survei, sensus dan sumber data sekunder lain
Kriteria Pemilihan Indikator pada SIK
• Berguna untuk kegiatan program setempat
• Relevan untuk monitoring
• Dapat diukur dan dapat dikumpulkan secara rutin
• Sahih, konsisten, dapat dipercaya dan sensitif pada perubahan (menunjukkan keadaan yang sebenarnya)
• Sederhana, mudah dipahami dan etis
• Mencakup indikator UW-SPM dan RPJM 2004-2009, IS 2010, kinerja sistem kes. serta kecenderungannya
Penyesuaian Substansi SIK
• Upaya penyesuaian harus didasarkan pada situasi epidemiologi setempat dan sesuai dengan kebijakan lokal
• Dengan pemilihan upaya PKD yang penting dan relevan, sektor kesehatan dapat lebih mengkonsentrasikan program kesehatan hanya pada program yang benar-benar dibutuhkan masyarakat
• Acuan pemilihan upaya PKD Puskesmas adalah Urusan Wajib-Standar Pelayanan Minimal, disamping keadaan spesifik setempat
Contoh: UW-SPM : Penyelenggaraan YanKes Dasar
• YanKes Ibu & Bayi baru Lahir
• YanKes Bayi & Anak Pra Sekolah
• YanKes Anak Usia Sekolah & Remaja
• YanKes Usia Subur
• YanKes Kerja
• YanKes Usia Lanjut
• Yan Imunisasi
• YanKes Indera
• YanKes Jiwa Masy.
• Yan Pengobatan dan Perawatan Kes. Masy.
Temuan Lapangan
• Masih terjadi tumpang-tindih/duplikasi dalam pencatatan (kohort Ibu, buku KIA, status poliklinik)
• Sudah terdapat komputerisasi sistem pencatatan
• Analisis periodik SIK yang ada jarang dilakukan
• Data yang dikumpulkan secara rutin terlalu banyak, sehingga menimbulkan beban bagi petugas kes. pada tingkat operasional
• Data kurang memadai untuk digunakan dalam pengambilan keputusan (perencanaan dan manajemen), karena masalah kualitas dan kelengkapan
• Adanya fragmentasi dan tumpang tindih SIK yang ada (Puskesmas, RS, laporan program, laporan proyek, laporan khusus, dll)
• Kurangnya umpan balik bagi unit operasional
• Terbatasnya sumber daya SIK
Kesimpulan
• Dirasakan mendesaknya kebutuhan informasi untuk manajemen desentralisasi sektor kesehatan dan perencanaan yang baik
• Dibutuhkan peningkatan efisiensi dan efektivitas SIK, melalui penyederhanaan dan integrasi pencatatan & pelaporan
• Optimalisasi penggunaan data yang tersedia untuk advokasi, perencanaan & pengelolaan program
• Diperlukan pengembangan jaringan SIK, termasuk informasi dari sektor terkait dan upaya swasta
• Dianjurkan menggunakan sumber data lain, misalnya hasil survei, sensus dan sumber data sekunder lainnya
• Pusat data dan informasi,bersama unit utama Departemen Kesehatan, perlu mengkoordinasikan penyempurnaan SIK pada tingkat nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar